22 Nov Harapan Baru untuk Titus: Akses Air Bersih di Desa Botombawo
Di sebuah desa kecil bernama Botombawo, hidup seorang anak bernama Forman Titus Zendrato, yang akrab dipanggil Titus. Di usianya yang baru 11 tahun, Titus sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan. Ia tinggal bersama keluarganya yang sederhana—ayah, ibu, dan kakaknya, Juan. Ayah dan ibunya menggantungkan hidup dari hasil menyadap karet dengan penghasilan yang pas-pasan, sekitar Rp 500.000 per bulan.
Namun, bagi Titus, tantangan terbesarnya adalah mendapatkan air bersih. Di Desa Botombawo, air bersih adalah barang langka. Setiap pagi, sebelum berangkat ke sekolah, Titus dan Juan harus berjalan sejauh satu kilometer ke sungai untuk mengambil air. Jalannya terjal dan berbatu, sering kali membuat mereka terjatuh dan menumpahkan air yang mereka bawa dalam jerigen.
Rutinitas berat ini membuat Titus sering kelelahan, sehingga waktu belajar dan energinya terkuras habis. Sepulang sekolah, ia masih harus membantu orang tuanya di kebun karet atau mencari batu di sungai untuk dijual. Malam hari adalah satu-satunya waktu belajar bagi Titus, tetapi tubuhnya yang lelah sering kali membuatnya sulit berkonsentrasi. Hingga kelas 3 SD, Titus masih kesulitan membaca, sesuatu yang kerap membuat ayahnya marah karena membandingkannya dengan kakak-kakaknya yang lebih cakap.
Namun, semuanya mulai berubah ketika Titus bergabung dengan sanggar belajar School of Life (SOL) di BNKP Jemaat Botombawo. Di tempat ini, ia belajar membaca dengan bimbingan guru-guru yang sabar dan penuh perhatian. Tidak hanya itu, keluarga Titus juga menjadi penerima manfaat Rain Harvesting System (RHS) dari program SOL.
Pada Agustus 2023, toren air berkapasitas 2000 liter lengkap dengan sistem filtrasi dipasang di rumah keluarga Titus. Sejak saat itu, mereka tidak perlu lagi berjalan jauh untuk mengambil air. Sistem panen air hujan ini bahkan tetap menyediakan air bersih saat musim kemarau.
Bagi Titus, perubahan ini sangat besar. Kini, waktu yang biasanya ia habiskan untuk mengambil air bisa digunakan untuk belajar dan mempersiapkan diri ke sekolah. Ia mulai lancar membaca dan menunjukkan kemajuan besar dalam belajarnya.
“Terima kasih, bantuan kemanusiaan OBI,” ucap Titus dengan senyum lebar. “Sekarang, saya punya lebih banyak waktu untuk belajar dan bersiap ke sekolah.”
Kehadiran akses air bersih ini bukan hanya mengubah rutinitas Titus, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masa depannya. Dari setetes air bersih, kehidupan Titus kini dipenuhi peluang untuk meraih cita-citanya.