20 Nov Charlie dan Pertolongan Tuhan untuk Keluarganya
Di Denpasar, seorang anak bernama Charlie yang baru berusia 8 tahun menghadapi kenyataan hidup yang tidak mudah. Sehari-hari ia harus menyaksikan pertengkaran antara kedua orang tuanya. Tak jarang, pertengkaran itu berujung pada kekerasan fisik. Papanya sering memukul mama di depan Charlie dan dua adiknya yang masih kecil.
Tak hanya itu, emosi mereka sering dilampiaskan dengan minuman alkohol. Rumah yang seharusnya menjadi tempat aman malah berubah menjadi tempat yang penuh ketakutan dan ketegangan. Charlie pun kerap menjadi sasaran pelampiasan amarah mereka, membuatnya semakin kehilangan rasa percaya diri. Dalam hati, Charlie hanya memiliki satu kerinduan sederhana: sebuah keluarga yang penuh damai dan kasih.
Charlie selalu memperhatikan dan merasa iri melhat keluarga teman-temannya yang terlihat harmonis. Hatinya sering bertanya-tanya, “Kenapa aku tidak bisa memiliki keluarga seperti itu?” Namun, suatu hari di sekolah minggu, harapan mulai muncul di hatinya.
Saat itu, Charlie dan teman-temannya menonton animasi Superbook berjudul Pertempuran Terakhir. Kisah tersebut menunjukkan bagaimana kuasa Tuhan bekerja melalui malaikat-Nya untuk mengalahkan iblis. Adegan itu sangat membekas di hati Charlie. Ia mulai berpikir, “Jika Tuhan bisa mengalahkan iblis yang kuat itu, pasti Dia juga bisa mengubah hati papa dan mama.”
Tindakan Iman Charlie
Dengan keyakinan itu, Charlie memutuskan untuk bertindak. Sepulang sekolah minggu, ia memberanikan diri mengajak kedua orang tuanya kembali ke gereja. Awalnya, mereka tidak langsung menerima ajakan Charlie. Namun, Charlie tidak menyerah. Ia terus berdoa, memohon kepada Tuhan agar keluarganya dipulihkan. Dalam doa-doanya, ia dengan tulus menyampaikan kerinduannya untuk melihat papa dan mamanya berhenti bertengkar dan menciptakan suasana damai di rumah.
Doa kecil itu tidak sia-sia. Tuhan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Perlahan-lahan, hati kedua orang tua Charlie mulai berubah. Mereka memutuskan untuk kembali beribadah secara rutin. Pertengkaran yang dulu menjadi pemandangan sehari-hari kini tergantikan dengan suasana yang lebih tenang. Papa dan mama juga berjanji untuk meninggalkan kebiasaan buruk mereka, termasuk mabuk-mabukan.
Hari-hari penuh ketakutan itu kini telah berubah. Charlie merasa bahagia karena Tuhan telah menjawab doanya. Keluarganya kini sedang belajar menjadi lebih harmonis, dan Charlie tidak lagi iri melihat keluarga teman-temannya. Dengan senyuman lebar, ia selalu mengucap syukur, “Terima kasih, Tuhan Yesus, Engkau sudah memulihkan keluargaku!”
Kisah Charlie mengingatkan kita bahwa tidak ada situasi yang terlalu sulit untuk Tuhan. Dengan doa dan iman, bahkan keluarga yang paling terluka pun bisa dipulihkan.
CBN melalui Superbook Indonesia terus berusaha menjangkau dan membimbing anak-anak seperti Charlie agar mereka dapat mengenal kasih Kristus dan menjadi generasi yang hebat serta misioner di masa depan. Untuk itu mari dukung pelayanan pemuridan anak dari CBN, agar dapat terus konsisten menjangkau anak-anak dari berbagai daerah dengan klik tombol donasi di bawah ini!